1.1 Keragaan PT. Indofood CBP
Sukses Makmur, Tbk
1.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Indofood Makmur
Perusahaan
ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian
No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah dengan Akta No.249 tanggal 15
November 1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991,
semuanya dibuat dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan
Surat Keputusan No.C2-2915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah
didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581
tanggal 5 Agustus 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No.12 tanggal 11 Februari 1992, Tambahan No.611. Perseroan mengubah namanya
yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur,
berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan
dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh Benny
Kristianto, SH., Notaris di Jakarta.
PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan
makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan
yang dimiliki oleh Salim Group.
PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan pada bulan Mei 1992
dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan salah satu cabang
dari PT Sanmaru Food Manufcturing Company Ltd. yang
berpusat di Jakarta dan mulai beroperasi pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu
jumlah karyawan yang ada sebanyak 200 orang
Pada
tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang berada di
lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instan.
Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar
di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung,
Pontianak, Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta,
Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari.
Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah
sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk dapat diterima oleh konsumen
dalam keadaan segar serta membantu program pemerintah melalui pemerataan tenaga
kerja lokal.
1.1.2 Struktur Organisasi
1.1.3 Job Description
Pembagian
tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi
sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai berikut:
1)
Manajer Umum (General Manager)
Manejer
utama mempunyai wewenang tertinggi perusahaan yang bertanggung jawab atas
berlangsungnya segala kegiatan perusahaan meliputi memimpin mengatur, membimbing
dan mengarahkan organisasi perusahaan, dimana kegiatan tersebut untuk mencapai
prestasi yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan
jaminan sistem mutu yang selalu terjaga dan dilaksanakan secara konsisten.
2)
Manajer Pabrik (Factory Manager)
Manajer
pabrik bertugas dan bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi kegiatan
yang berhubungan dengan produksi dan mengambil tindakan untuk kelancaran
jalannya proses produksi. Selain itu manajer pabrik memiliki tugas dan tanggung
jawab:
- Merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan manufacturing yang meliputiPPIC, produksi, teknik purchasing dan gudang untuk memperlancar proses pencapaian sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
- Meningkatkan usaha dalam bidang peningkatan mutu produk, produktifitas kerja dan pengendalian biaya operasional secara kontinue.
- Mengatur dan mengendalikan proses manufacturing sesuai dengan standar yang ditentukan.
·
Supervisor Produksi (Production Supervisor)
Supervisor
produksi bertugas menyempurnakan organisasi, prosedur dan sistem kerja guna
pencapaian dalam semua aspek. Menyediakan kebutuhan sarana dan fasilitas kerja
sesuai dengan persyaratan.
·
Manajer Teknik (Manager Technical)
Bertugas
merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan teknik sehingga dapat
menjamin kelancaran operasional mesin produksi dan sarana penunjang. Membuat
perencanaan kerja yang diselaraskan dengan tujuan manajemen khususnya dalam
kegiatan yang menyangkut teknik. Menjaga pelaksanaan perawatan dan perbaikan
mesin.
·
Manajer Gudang (Warehouse Manager)
Manajer
gudang bertugas merencanakan dan mengendalikan kegiatan pergudangan, sehingga
tercapai tujuan utamanya, diantaranya keamanan, keakurasian jumlah dan
kebutuhan barang yang dikelola, dengan melaksanakan sistem dan prosedur yang
telah ditetapkan manajemen. Menerapkan prosedur kerja, termasuk syarat-syarat,
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk menjaga dan memelihara semua aset
perusahaan berupa aset tetap atau aset tidak tetap. Menjaga kelancaran dan
pelaksanaan semua kegiatan arus transaksi barang melalui penentuan tata letak
gudang serta penunjang tenaga pelaksana, agar tercapai pemanfaatan fasilitas
dan optimalisasi tenaga kerja.
·
Supervisor PPIC
Supervisor
ini bertugas merencanakan jadwal produksi dan mengendalikan pengadaan bahan
baku (Raw Material)/RM dan barang jadi (Finish Good)/FG. Merencanakan kedatangan RM untuk
menunjang kelancaran proses produksi sesuai jadwal yang telah dibuat. Membuat
jadwal produksi berdasarkan Confirmed Weekly Order (CWO)
yang diterima. Memantau tingkat persediaan dari gudang RM maupun FG sehingga
standard dan persediaan penyangga tetap terjaga.
3) Manajer
Pengembangan dan Pengawasan Mutu Produk (Branch Process Development and
Quality Manager)
Manajer
PDQC bertugas dan bertanggung jawab dalam memeriksa bahan baku, bahan tambahan,
produk jadi, dan bahan pengemas. Mengawasi analisa kualitas produksi,
bertanggung jawab atas kelengkapan laboratorium untuk analisa dan pengembangan
produk. Selain itu BPDQC bertugas dan bertanggung jawab:
- Mengendalikan semua kegiatan departemen PDQC dalam aspek proses pengendalian mutu untuk menjamin kelangsungan aktifitas perusahaan.
- Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan GLP dan Kalibrasi di laboratorium serta GNP dan HACCP diproses produksi.
- Mengendalikan semua kegiatan pengendalian mutu pada proses awal pengawasan mutu dan hasil pengawasan serta pengembangan produk.
- Mengatur dan merencanakan kerja, kebutuhan kerja tenaga kerja, alat bantu dan fasilitas kerja selama masih dalam batas-batas standar baku yang diselaraskan dengan rencana manajemen.
- Menilai/mengevaluasi kerja staff departemen PDQC.
·
Supervisor Pengawasan Mutu Proses (Quality Control Process Spv)
Supervisor
pengawasan mutu proses bertugas membantu BPDQC dalam hal sistem pengendalian
mutu proses produksi. Memantau & mengendalikan kualitas proses produksi dan
produk jadi, sesuai standar mutu yang ditetapkan. Memantau pekerjaan QC Process Spv & bagian administrasi. Melakuaka
perbaikan mutu dan costperalatan untuk
kebutuhan analisis.
· Supervisor Pengawasan Mutu Bahan
Baku/Produk Jadi (Quality control Raw Material/Finished Good Spv)
Supervisor
pengawasan mutu bahan baku/produk jadi bertugas membantu BPDQC dalam hal
pengendalian mutu RM & FG serta pengembangan proses produksi. Melakukan
pengawasan secara langsung terhadap proses Incoming Quality Control (IQC), Outgoing Quality Control (OQC) yang meliputi
koordinasi QC Field RM & FG serta
pelaksanaan penerbitan hasil analisa IQC dan OQC sehingga aktivitas kerja bisa
berjalan lancar. Melakukan koordinasi tugas IQ RM & FG, OQC RM & FG
serta mengembangkan proses. Menjaga kelancaran tugas penerimaan RM/FG dan OQC
RM/FG. Mengawasi pelaksaan GMP HACCP dan SOP pada pergudangan. Mewakili BPDQC
jika tidak ada. Memantau, mengevaluasi standar mutu yang telah ditetapkan.
4) Manajer
Keuangan (Finance and Accounting Manager)
Manajer
keuangan bertugas dan bertanggung jawab merencanakan, menyiapkan budget dan planning (AOP)
untuk menentukan tujuan yang harus dicapai. Memonitor kegiatan operasional
dalam hal aspek financial supaya sejalan dengan
AOP. Menandatangani bank instrument (Cek,
transfer bank) sesuai dengan batasan yang ditetapkan perusahaan. Verifikasi
setiaap pengeluaran biaya ataupun pembelian aset dan penggunaan dana lainnya
sesuai dengan batasan yang ditetapkan oleh perusahaan. Menetapkan pelasanaan
sistem dan prosedur yang berkaitan dengan keuangan.
5) Manajer
Personalia (Branch Personnerl Manager)
Manajer
personalia memiliki fungsi merencanakan, mengkordinir, mengarahkan dan
mengendalikan kegiatan kepersonaliaan yang meliputi hubungan industrial,
administrasi kepegawaian, keamanan, kehumasan, dan pelayanan umum untuk
mendukung proses pencapain tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Selain itu manajer personalia memiliki tugas dan tanggung jawab
menciptakan hubungan industrial yang harmonis untuk mencapai ketenangan
industrial (ketenangan kerja dan ketenangan usaha) dilingkungan perusahaan.
Menyelenggarakan syarat-syarat dan kondisi kerja dalam rangka mewujudkan hak
dan kewajiban karyawan dan administrasi kepegawaian secara tepat sebagai syarat
untuk meningktkan produktifitas kerja yang optimal. Memberikan dukungan dan
pelayanan kepada seluruh pihak agar dapat mencapai standar kerja secara optimal.
Membuat analisa pengembangan organisasi secara berkala dan secara aktif ikut
mendukung kegiatan-kegiatan pengembangan mutu/Total Quality Management (TQM).
Turut serta melaksanakan program HACCP (Hazard Analysis Critical
Control Point).
6) Manajer
Pemasaran (Areaa Sales and Promotion Manager)
Manajer
pemasaran memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengkoordinir distribusi
produk ke daerah pemasaran, melakukan tugas penjualan dan permintaan produk,
menyiapkan rencana penjualan dan permintaan produk, merencanakan dan membuat
rancangan promosi, serta membuat rencana penjualan dan permintaan produk.
7)
Purcashing Office
Purchasing
memiliki tugas dan wewenang dalam menetapkan dan memelihara prosedur pembelian
untuk mengendalikan aktifitas pembelian, mengesahkan dokumen pembelian sebelum
dokumen dikirim ke pemasok dan memilih serta mengevaluasi pemasok yang telah
ditetapkan.
1.1.4 Tujuan Pendirian
Tujuan
didirikannya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung adalah :
- Memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha internal maupun pengembangan usaha strategis.
- Mengurangi biaya transportasi.
- Selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan
- Mensuplai daerah lain yang selalu kekurangan persediaan barang
- Berperan serta dalam pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Visi
dan misi yang ditunjukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah
realistik, spesifik, dan meyakinkan yang merupakan penggambaran citra, nilai,
arah dan tujuan untuk masa depan perusahaan.
Visi :
“Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk bermutu,
berkualitas, aman untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin di industri makanan”.
Misi :
“Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia di bidang industri
makanan”.
1.1.5 Usaha Awal
Pada
awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan yang bergerak
dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971.
Perusahaan ini mencanangkan suatu komitmen untuk menghasilkan produk makanan
bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan
gizi, rasa, praktis, aman, dan halal untuk dikonsumsi senantiasa menjadi
prioritas perusahaan ini untuk menjamin mutu produk yang selalu prima.
Akhir
tahun 1980, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mulai bergerak di pasar
Internasional dengan mengekspor mi instan ke beberapa negara ASEAN, Timur
Tengah, Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris, Jerman, Australia, dan
negara-negara di Afrika.
1.1.6 Sumber Daya Manusia Perusahaan
Pada
saat ini Divisi Noodle, PT ISM memiliki lebih dari
1500 karyawan yaitu sekitar 70% merupakan pegawai pabrik dan 30% adalah staaf
manajemen. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh karyawan bervariasi mulai dari
SD sampai dengan Strata Satu.
Dalam
rangka memperbaiki atau meningkatkan komitmen perusahaan terhadap kepercayaan
pelanggan, maka perusahaan berusaha untuk meningkatkan mutu dan inovasi tenaga
kerja adalah melalui pelatihan. Pelatihan yang dilakukan perusahaan terdiri
dari tiga kategori, yaitu pelatihan dasar, pelatihan teknis fungsional, dan
pelatihan manajerial.
Dalam
penerimaan pegawai, Divisi Noodle, PT.
ISM, Tbk menerapkan dua sistem. Pertama adalah sistem internal, apabila
perusahaan membutuhkan suatu jabatan tertentu, maka akan ditinjau dulu pegawai
yang telah ada dan berpotensi untuk promosi jabatan. Kedua adalah sistem
eksternal, dimana HRD akan merekrut SDM dari luar yang bermutu dengan
spesifikasi pekerjaan yang dibutuhkan melalui kantor Departemen Tenaga Kerja,
iklan, Biro Konsultasi, atau dengan pemasangan pengumuman di lingkungan
perusahaan.
1.1.7 Perkembangan Perusahaan
Perusahaan
ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian
No.228 tanggal 14 Agustus 1990. berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa
Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5
Februari 1994 Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma
menjadi PT Indofood Sukses Makmur. Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman
yang didirikan pada tahun 1971.
PT.
Indofood Sukses Makmur terus mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan
adanya pesebaran distribusi produk yang dipasarkan. Saat ini, PT. memliki
36 pabrik, lebih dari 10 merek dengan 150 rasa dan tipe distributor yang
melayani hampir 150.000 outlet.
PT.
Indofood Sukses Makmur cabang Bandung merupakan salah satu bagian dari noodle division, PT. Indofood Sukses Makmur
memiliki areal kantor dan pabrik seluas 61.640 m². Cabang Bandung daerah
cakupan pemasaran di kabupaten dan kota Bandung, Cimahi, Cikampek, Purwakarta,
Subang, Cirebon, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Cianjur, Indramayu, dan
Sumedang.
PT.
Indofood Sukses Makmur TBK cabang Indofood Grup yang bergerak dibidang mie
instan merupakan pelopor dalam industri makanan olahan di Indonesia. Saat ini
perusahaan menjadi perusahaan pengolahan mie terdepan dan memegang market leader pada masing-masing brand yang dimilikinya.
1.2 Bahan Baku (Input) PT.
Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
1.2.1
Bahan Baku Utama
Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan beberapa bahan baku
dalam pembuatan mie instan. Bahan baku yang digunakan didatangkan dari beberapa
perusahaan yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Adapun bahan baku tersebut adalah :
1. Tepung
Terigu
Tepung
terigu diperoleh dari biji gandum yang digiling. Fungsi tepung terigu dalam
pembuatan mie instan, antara lain memberi atau membentuk adonan selama proses
pencampuran, menarik atau mengikat bahan lain dan mendistribusikan secara
merata, mengikat gas selama proses penggorengan, membentuk struktur mie instan,
serta sebagai sumber karbohidrat dan protein.
Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan tiga jenis tepung
terigu sebagai bahan baku utama, yaitu strong flour(tepung
keras cap Cakra Kembar), medium flour (tepung
setengah keras cap Segitiga Biru) dan soft flour(tepung
lunak cap Segitiga Hijau). Ketiga jenis tepung tersebut bukan dianggap
kelas-kelas mutu tepung, tetapi mempunyai klasifikasi khusus sehingga akan
disesuaikan untuk tujuan penggunaan berbeda. Ketiga jenis tepung tersebut sudah
mengandung telur sehingga mempunyai kadar protein tertentu. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan penanganan dalam proses pembuatan mie instan. Adapun standar
bahan baku tepung terigu dapat terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Standar Bahan Baku Tepung Terigu
No.
|
Jenis
Tepung
|
pH
|
Kadar
Air (%)
|
Gluten
(%)
|
Protein
(%)
|
1.
|
Cakra
Kembar
|
5,5-6,8
|
14,5
(max)
|
31
(min)
|
13
|
2.
|
Segitiga
Biru
|
5,5-6,8
|
14
(max)
|
25
(min)
|
10,5-11,5
|
3.
|
Segitiga
Hijau
|
5,5-6,8
|
14
(max)
|
21
(min)
|
9
|
Tepung
terigu cap Cakra Kembar adalah terigu yang bermutu paling baik untuk pembuatan roti
dan mie karena memiliki kandungan protein yang paling tinggi, yaitu sebesar 13
% yang dihasilkan dari 100% hard wheat.
2. Tepung
Tapioka
Tepung
tapioka digunakan untuk membentuk tekstur mie menjadi lebih keras, sehingga
adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Tepung tapioka yang baik
digunakan untuk pembuatan mie instan adalah memiliki pH 4-8 dan kadar
pati 80%. Tepung tapioka ini diperoleh dari perusahaan Darma Grindo, Lampung.
Tepung tapioka ini dikemas dalam karung dengan berat per karung 50 kg.
1.2.2 Bahan Baku Penunjang
1. Air
1. Air
Air
digunakan untuk membentuk tekstur adonan dan gluten, mengkontrol kepadatan dan
suhu adonan, melarutkan garam dan bahan-bahan tambahan lainnya, sehingga
bahan-bahan tersebut dapat tersebar secara merata dalam adonan. Air yang
digunakan harus air bersih, baik secara kimiawi maupun mikro biologis dan
berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM).
2. Alkali
Alkali
merupakan campuran dari zat antioksidan, pengemulsi, pengatur keasaman,
pengental, pengembang, pewarna, mineral dan penguat rasa yang aman untuk
dikonsumsi dan berfungsi untuk membuat bentuk, warna, rasa dan mutu mie instan
lebih baik.
Identifikasi
kebutuhan bahan baku adalah penentuan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk
produksi mendatang. Identifikasi tersebut dilakukan berdasarkan perkiraan
penjualan produk mie instan yang dihasilkan perusahaan dan pemakaian bahan baku
pada periode sebelumnya.
1.2.3 Pemasok Bahan Baku
PT.
Indofood Sukses Makmur TBK Bandung bekerja sama dengan beberapa pemasok (supplier) yang ditunjuk untuk pengadaan bahan baku (raw material) dan bahan pendukung lainnya. Adapun supplier-supplier yang ditunjuk untuk pengadaan
bahan baku dan bahan pendukung produksi mie instan dapat dilihat dibawah ini.
Tabel
2 Supplier Raw Material
No
|
Material
|
Supplier
|
Lokasi
|
1
|
Tepung
terigu
|
Bogasari
Flour Mills
|
Jakarta
|
2
|
Minyak
goreng
|
Salim
Ivomas
|
Jakarta
|
3
|
Bumbu
|
PT.
Food Ingredient Development
|
Cikampek
|
4
|
Karton
Packing
|
Raci
Pack
|
Jakarta
|
Puri
Nusa
|
Bandung
|
||
5
|
Etiket
|
Supermova
|
Jakarta
|
Prima
Makmur
|
Jakarta
|
||
Respati
|
Jakarta
|
||
Cipta
Kemas Abadi
|
Jakarta
|
Sistem
pembelian dan penerimaan bahan baku pada Divisi Noodle,
PT ISM, Tbk melibatkan beberapa pihak yang saling berkepentingan menurut
fungsinya dalam perusahaan, yaitu Departemen ASP, PPIC, Purchasing(Pembelian), Ware
House (Gudang), PDQC dan Finance and Accounting.
Ke enam bagian ini memegang peranan penting dalam pengadaan bahan baku baik
secara langsung maupun tidak langsung, sehingga produksi dapat berlangsung
karena ketersediaan bahan baku tersebut.
1.2.4 Sistem Persediaan Bahan Baku
Penyimpanan
bahan baku berada pada wewenang Departemen Warehouse (Gudang).
Dalam manajemen gudang bahan baku Divisi Noodle , PT.
ISM, Tbk terdapat penanganan bahan baku, yaitu :
1. Penerimaan
Sebelum
masuk gudang, bagian penerimaan barang digudang akan mengontrol jumlah yang
diterima berdasarkan pesanan (Purcashe Order) dan
selanjutnya Departemen Quality Control akan
mengambil contoh untuk memeriksa mutu yang telah ditetapkan. Perhitungan jumlah
bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka akan disesuaikan dengan standar
yang telah ditetapkan oleh Divisi Noodle, PT ISM,
Tbk. Tepung tapioka mempunyai berat 50 kg per zak, dan perusahaan telah
memperhitungkan rendemen, sehingga berat per zak 49,85 kg. Sedangkan untuk
tepung terigu, berat per zaknya 25 kg dan perusahaan juga telah memperhitungkan
rendemennya sehingga berat per zak 24,55-24,85 kg.
2. Penyusunan
Kegiatan
pengeluaran bahan baku untuk jenis tepung dilakukan dengan cara diangkat oleh
kuli angkut. Setelah bahan baku diturunkan dari truk atau kontainer, bahan baku
terlebih dahulu ditumpuk secara bersilang agar saling mengunci antar satu
lapisan dengan lapisan lainnya di atas palet, sehingga bahan baku tidak
terkontak langsung dengan lantai. Tinggi tumpukan maksimal tepung adalah 10 zak
per palet.
3. Pengeluaran
Bahan
baku yang dikeluarkan mengikuti sistem First In First Out (FIFO)
yaitu bahan baku yang pertama masuk ke gudang dikeluarkan lebih dahulu dari
gudang untuk proses produksi. Hal ini berkaitan dengan sifat bahan baku yang
mempunyai batas kadaluarsa dan kerugian akibat penyimpanan yang terlalu lama.
Bahan baku tepung terigu mempunyai batas penyimpanan di gudang bahan baku,
yaitu satu bulan. Pada cuaca panas, penyimpanan melebihi satu bulan akan menimbulkan
kutu pada tepung terigu.
2.3
Proses Produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
Proses
pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap, yaitu mixing (pencampuran), pressing (pengepresan), slitting (pembentukan
untaian), steaming (pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan
pencetakan), frying(penggorengan), cooling (pendinginan) dan packing (pengemasan). Proses yang terjadi pada
setiap tahap adalah :
1.
Mixing atau
Pencampuran
Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan
material-material yang terdiri dari material tepung dan air alkali (campuran
antara air dan beberapa ingredient yang
ditentukan) sehingga diperoleh adonan yang merata atau homogen. Mutu adonan
yang baik adalah yang tidak lembek dan tidak perau atau dengan kata lain
memiliki kadar air sebesar 32% sampai dengan 34%. Proses pencampuran ini
berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu 35oC.
2.
Pressing atau
Pengepresan
Selain
adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin pengepres adonan.
Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll press. Adonan akan mengalami peregangan pada
saat dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll press. Hal ini terjadi beberapa kali pada
saat melalui roll presssehingga terbentuk lembaran
yang lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus dengan ketebalan tertentu.
Tebal lembaran yang dihasilkan bergantung dengan jenis mesin yang digunakan.
Rataan tebal lembaran yang dihasilkan adalah 1,12 – 1,18 mm.
3.
Slitting atau
Pembentukan Untaian
Suatu
proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian siap
dibentuk gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut dilewatkan ke dalam
suatu laluan berbentuk segi empat yang disebut waving
net, sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan terbagi
dalam beberapa jalur.
4.
Streaming atau
Pengukusan
Proses
selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang keluar dari slitter secara kontinu dengan
menggunakan istream box atau mesin yang
memiliki tekanan upa yang cukup tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan
akan berlangsung selama dua menit dengan suhu pemanasan ± 65oC. Tujuannya adalah memasak mie mentah menjadi mie
dengan sifat fisik padat. Dalam proses streaming ini
akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi gluten, yang menyebabkan
gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak, elastis, dan
terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses penggorengan
atau frying.
5.
Cutting and Folder atau
Pemotongan dan Pencetakan
Pemotongan
dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada ukuran tertentu dan
melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian mendistribusikannya ke
mangkok penggorengan. Mie dipotong dengan menggunakan alat berupa pisau yang
berputar.
6.
Frying atau
Penggorengan
Proses
penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam mangkok pengorengan,
kemudian merendamnya di dalam media penghantar panas. Dalam hal ini minyak
olein atau minyak goreng pada suhu tertentu dalam waktu tertentu. Tujuan dari
proses penggorengan adalah untuk mengurangi kadar air dalam mie dan pemantapan
pati tergelatinisasi. Kadar air setelah penggorengan adalah 4% sehingga mie
menjadi matang, kaku dan awet.
7.
Cooling atau
Pendinginan
Ruangan
pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah kipas untuk
menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan dalam ruangan tersebut.
Tujuan proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari
proses penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C sebelum dikemas dengan etiket.
Dengan diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih
awet untuk disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari
penguapan air yang kemudian menempel pada permukaan bagian dalam etiket yang
dapat menyebabkan timbulnya jamur. Lamanya proses pendinginan adalah kurang
lebih dua menit.
Secara
Sistematis alur proses produksi mie instan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar
2 Diagram Alur Produksi Mie Instan
Sumber
daya yang terlibat dalam proses produksi pembuatan mie instan ini tidak terlalu
membutuhkan sumber daya manusia yang terlalu banyak karena pengerjaan produksi
dilakukan oleh teknologi mesin sehingga SDM yang dibutuhkan pada proses
produksi sebatas pengawas jalannya produksi.
Karakteristik
perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang dimiliki PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat mass production,
yaitu jenis barang yang diproduksi relatif sedikit tetapi dengan volume
produksi yang besar, permintaan produk tetap/stabil demikian juga desain produk
jarang sekali berubah bentuk dalam jangka waktu pendek atau menengah.
2.4
Output Produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi noodle merupakan salah satu cabang
perusahaan yang dimiliki Salim Group yang
memproduksi mie instan. Jenis produk mie instant yang dihasilkan oleh PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel
3 Produk yang Dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
NO
|
PRODUK
|
JUMLAH VARIAN RASA
|
1
|
Indomie
|
8
|
2
|
Indomie
Special
|
2
|
3
|
Indomie
Vegan
|
2
|
4
|
Indomie
Regional Flavor
|
11
|
5
|
Indomie
Kriuk
|
3
|
6
|
Indomie
Jumbo
|
2
|
7
|
Indomie
SQN
|
6
|
8
|
Indomie
Paket
|
4
|
9
|
Supermie
Reguler
|
4
|
10
|
Supermie
Sedaaap
|
3
|
11
|
Supermie
Go Series
|
3
|
12
|
Sarimi
|
6
|
13
|
Sarimi
Extra Besar
|
6
|
14
|
Sakura
|
6
|
15
|
Intermi
|
1
|
16
|
POP
Mie
|
15
|
17
|
Mie
Telor
|
2
|
18
|
Anak
Mas
|
2
|
19
|
POP
Bihun Spesial
|
4
|
PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana produksi yang
dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar. Perusahaan
selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas maupun
kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna
memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen.
Produk
yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi mi instan terdiri
dari 2 kelompok besar yaitu :
- Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus
- Mie telor, yaitu mie yang dalam proses pembuatannya tidak digoreng melainkan dikeringkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar